TRADISI NGABEN/UPACARA NGABEN :
![]() |
https://www.investasiku.id/eduvest/healingvest/upacara-ngaben-bali |
Tradisi Ngaben atau upacara Ngaben adalah ritual adat berupa Kremasi atau pembakaran jenazah oleh umat Hindu di Bali ( yang tergolong dalam Pitra Yadnya, persembahan suci untuk leluhur), berakar kuat pada ajaran dasar agama Hindu, terutama tentang roh, dan kehidupan setelah kematian.
Makna sosial dan spiritual:
Secara spiritual dan sosial, Ngaben memiliki beberapa makna mendalam:
Bakti dan Keikhlasan (Yadnya): Merupakan wujud pengorbanan suci yang tulus dan ikhlas dari keluarga untuk menghormati leluhur, serta simbol pelepasan yang ikhlas dari pihak keluarga.
Penyucian Lingkungan: Upacara ini juga bertujuan untuk menyucikan lingkungan keluarga dan desa dari energi negatif yang timbul akibat kematian.
Gotong Royong: Pelaksanaannya sering kali melibatkan seluruh komunitas desa (Banjar), yang memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas sosial.
Filosofi Tradisi Ngaben:
Pengembalian Unsur Panca Maha Bhuta ke Asalnya:
Ngaben bertujuan untuk mempercepat proses kembalinya jasad kasar (Raga Sarira) manusia yang terdiri dari lima unsur alam (Panca Maha Bhuta)—yaitu Pertiwi (tanah), Apah (air), Teja (api), Bayu (angin), dan Akasa (ruang)—kembali ke alam semesta.
Pembakaran (Ngaben) melambangkan kembalinya unsur Teja (api), dan proses pelarungan abu jenazah (Nganyut) melambangkan kembalinya unsur Apah (air) serta penyatuan roh dengan alam.
Pelepasan dan Penyucian Roh (Atma):
Tujuan utama Ngaben adalah melepaskan roh (Atma) dari ikatan-ikatan duniawi dan jasad kasar agar roh dapat mencapai tempat peristirahatan yang layak, yaitu Alam Pitra (alam leluhur).
Dengan penyucian melalui api, roh diharapkan dapat mencapai kebebasan (Moksha) atau menunggu proses kelahiran kembali (Punarbhawa/Reinkarnasi) dengan kondisi yang lebih baik.
Wujud Bakti dan Keikhlasan (Sradha):
Upacara Ngaben adalah bentuk bakti dan penghormatan tulus (Yadnya) dari keluarga yang ditinggalkan kepada leluhur.
Ritual seperti Papegatan (pemutusan ikatan duniawi) dilakukan untuk membantu keluarga agar ikhlas melepas kepergian mendiang, karena keterikatan yang terlalu kuat diyakini dapat menghambat perjalanan roh menuju alam ketuhanan (Brahman).
Landasan Panca Sradha:
Secara filosofis, Ngaben didasarkan pada lima kerangka dasar kepercayaan Hindu (Panca Sradha):
Brahman: Kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Atman: Keyakinan bahwa roh abadi adalah bagian dari Brahman.
Karmaphala: Hukum sebab-akibat (hasil perbuatan) yang menentukan nasib roh.
Punarbhawa/Samsara: Proses reinkarnasi atau kelahiran kembali.
Moksha: Tujuan tertinggi, yaitu kebebasan abadi bagi Atma dari siklus reinkarnas
Kesimpulan:
Kematian tidak dipandang sebagai akhir, melainkan sebagai transisi menuju kehidupan yang lebih tinggi.
Komentar
Posting Komentar